Musafir:
Perjalanan, Doa, dan Pengabdian

Kepada Allah dan Rasul-Nya, aku mohon ampun dan bertobat. Dalam langkah-langkahku yang belum sempurna ini, kutundukkan hati agar senantiasa diarahkan pada kebenaran. Aku juga mengirimkan doa dan penghormatan kepada almarhum ayahanda tercinta KH. Abdul Karim Jamak, sosok bijak dan penuh hikmah yang mengajarkanku nilai-nilai hidup. Dan kepada dua tokoh panutan yang kucintai, Bapak dr. Aswin Rose dan Buya Basrul Nurdin, aku memohon petunjuk, bimbingan, dan restu. Semoga kebaikan mereka menjadi cahaya yang menuntunku dalam mengarungi jalan hidup.
Nama lengkapku M. Supriadi, Eng.—seorang lelaki biasa, di jagad maya namaku Musafir, dalam komonikasi radio aku dikenal sebagai operator Rino di wilayah sumatra barat dan Riau pada tahun 1990. Aku dilahirkan di kota kecil Sungai Penuh Kerinci yang berhawa sejuk dan indah: , sebuah tempat yang membesarkan tubuh dan jiwaku, serta menanamkan akar nilai kesederhanaan dan perjuangan.
Kini, aku tinggal dan mengabdi di Kota Jambi, bersama istri tercinta Dewifitriani, wanita tangguh dan penyabar yang membersamaiku dalam suka dan duka. Kami dikaruniai empat buah hati:Dimas(alm), Sigit, Arin dan Aisyah Merekalah sumber semangatku, alasan mengapa aku terus bangkit dan melangkah di tengah segala kesulitan.Aku bekerja sebagai teknisi freelance. Panggilan jiwaku adalah melayani masyarakat—memperbaiki perangkat Mekanik elektronik membantu yang kesulitan, dan menyelamatkan fungsi peralatan rumah tangga atau industri. Setiap kali aku membawa toolbox dan memulai pekerjaan, aku niatkan itu sebagai ibadah. Bukan hanya soal kabel dan mesin, tapi tentang membantu orang, menumbuhkan kepercayaan, dan menyambung harapan. Meski aku bukan pemilik bengkel besar, aku lebih suka berjalan sendiri dari satu rumah ke rumah lain, dari kota ke desa, membawa ilmu yang kumiliki agar bermanfaat. Di setiap perjalanan, aku bertemu banyak wajah: bapak-bapak yang bersyukur, ibu-ibu yang menangis haru, anak-anak yang penasaran, bahkan bayi kecil yang kutenangkan di tengah rumah yang rusak listriknya. Dan di sanalah aku merasa: aku bukan sekadar teknisi—aku adalah bagian dari hidup mereka.
apapun yang kudapat, setiap peluh yang menetes—semuanya aku kembalikan kepada Allah. Semoga apa yang aku kerjakan mendapat ridho-Nya, dan semoga setiap rezeki yang kami terima menjadi berkah bagi keluarga kami. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Aku tahu, hidup ini adalah perjalanan panjang. Dan aku memilih menjadi seorang musafir—pengembara ilmu, pengembara amal, dan pengembara cinta. Dalam diam aku belajar, dalam gerak aku mengabdi, dan dalam sepi aku memohon: semoga kelak aku kembali pulang… dengan hati yang bersih, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang cukup untuk menjawab panggilan-Nya.
.jpg)
Hallo sahabatku semua,
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
Wasiat untuk kita semua
Teruslah berteman, bersahabat, bersaudara,
sampai tuhan berkata,
saatnya pulang
Ketika ada kesempatan.....,
Pergilah
bersama teman-teman. Bersilaturahmi, makan minum bersama sama dan bersenang
senang untuk saling ingat dan mengingatkan untuk berlaku kebaikan, beramal
sholeh, karena waktu hidup kita semakin singkat. Maka dari itu, bangunkanlah
persaudaraan, carilah ridho Allah, perbuatlah amal kebaikan sebanyak banyaknya,
amin . .
Pergilah bersama teman-teman. Bersilaturahmi, makan minum bersama sama dan bersenang senang untuk saling ingat dan mengingatkan untuk berlaku kebaikan, beramal sholeh, karena waktu
hidup kita semakin singkat. Maka dari itu, bangunkanlah persaudaraan, carilah ridho Allah, perbuatlah amal kebaikan sebanyak banyaknya, amin . .

Sekarang Dimas telah tiada Dia telah pulang kepangkuan Ilahi.. Selamat berjuang sahabat semua, maafkan Dimas atas kekhilafan nyaSalam persahabatan tulis catatan disini
Aku hanyalah seorang musafir Bekerja sesungguhnya adalah sebuah pantang menyerah, tetapi itu bukan berarti harus selalu berakhir dengan kemenangan. Namun demikian, menjadi orang yang pantang menyerah, adalah satu cara untuk mengubah yang tadinya mustahil menjadi sukses. Seperti yang diungkapkan oleh Mr. Winston Churchill kepada rekan sebangsa setanah airnya, ketika Inggris dalam situasi yang berbahaya saat terjadinya Perang Dunia II, Saudara-saudara, situasi ini berat, tetapi saya melihatnya sebagai sesuatu yang sangat memberi inspirasi Menerima kenyataan pahit atau manis di dalam hidup merupakan bagian dari mengukur kebahagiaan.
Orang yang hartanya berlimpah sekali pun pasti merasakan kepahitan di dalam hidupnya dalam bentuk yang lain. Richard Carlson Ph.D menulis, Orang yang paling bahagia di dunia ini, tidak setiap saat merasa bahagia. Pada kenyataannya, semua orang yang paling bahagia pun kebagian merasakan suasana hati yang buruk, masalah, kekecewaan dan sakit hati. Kebanyakan orang membuat keadaan tidak menyenangkan itu menjadi semakin parah. Ketika mereka merasa sedang susah, mereka menyingsingkan lengan baju dan berusaha mengenyahkannya, Mereka berusaha memaksa diri mereka untuk keluar dari keadaan suasana hati yang buruk itu, yang cenderung akan menambah rumit masalah, bukannya mencari solusi. Orang yang bahagia menyikapi depresi, kemarahan, stress, dengan sikap terbuka dan bijak. Mereka tidak melawan perasaan ini dan menjadi panik, hanya karena merasa tidak enak, akan tetapi mereka menerimanya dan menyadari bahwa nanti juga badai akan berlalu Saudaraku, tak ada kekayaan dan kejayaan yang abadi, begitu juga sebaliknya, tak ada kesuraman yang abadi. Semuanya silih berganti seperti bergantinya siang dan malam. Karena itu, jangan sampai kelalaian membenamkan kita ke dalam kubangan yang kelak menghancurkan masa depan. Jangan sampai kita mempertuhankan materi dalam hidup ini. Sebab, saat ini, baik si kaya maupun si miskin, keduanya berlomba mempertuhankan materi, sehingga melalaikan tugas dan misi utama mereka hidup di dunia ini, yakni menyembah Allah Azza wa Jalla
Banyak yang lupa bahwa dunia sejatinya adalah sebuah halte, tempat persinggahan untuk menuju terminal terakhir, alam yang kekal dan abadi, kehidupan akhirat. Saat ini kita berkelana di atasnya sebagai seorang pengembara atau MUSAFIR Yang sadar sedang menempuh satu perjalanan yang sangat jauh. Di sanalah kelak kita akan menuai kebahagiaan yang sejati, sebagaimana juga akan menuai penderitaan yang abadi. Ingatlah firman Allah, Tetapi kamu orang-orang kafir memilih kehidupan dunia. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal Sayangnya, banyak orang yang bersikap seolah-olah dunia ini adalah tujuan akhirnya.
Anehnya sebagian penduduk dunia bahkan mengimani bahwa setelah wafat, mereka akan langsung masuk ke dalam Surga, karena Yesus telah menebus dosa-dosa mereka dengan pengorbanan dirinya melalui penyaliban. Sungguh keliru anggapan tersebut, karena kita, juga mereka, hanyalah MUSAFIR Tidak lebih dari itu. Dikisahkan bahwa suatu hari, Rasulullah saw memegang pundak Ibnu Umar lalu bersabda, Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar berkata Apa maksudnya wahai Rasulullah Nabi saw melanjutkan, Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau berada di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore. Dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu sebelum engkau mati. Hr. Bukhari
Seorang MUSAFIR tidak akan membawa koper yang penuh dengan barang barang bawaannya di dunia ini. Karena koper itu justru akan membebani dirinya dan cenderung membuat dirinya kelelahan dalam perjalanan, yang pada gilirannya akan membuat dirinya sakit. Sang koper akan memangsa dirinya. Danah Zohar dan Ian Marshall menyebut manusia yang seperti ini, rakus terhadap materi dan mereka yang memangsa dirinya sendiri. Danah dan Ian lalu menyampaikan sebuah kisah mitologi Yunani yang bercerita tentang perjalanan seorang saudagar kaya raya bernama Erisychthon. Ini adalah sebuah kisah seorang yang rakus dan kerjanya hanya berpikir untuk mencari untung semata. Ia tak mau ambil pusing dengan nilai-nilai moral dan ketuhanan yang ada, bak seorang Machiavelli, ia menghalalkan segala cara.
Seperti biasanya sebuah dongeng, keadaan pun berbalik. Hidupnya berubah seratus persen, ia pun mulai didera rasa lapar, hingga akhirnya ia bersedia
menukarkan semua kekayaannya dengan bahan makanan yang bisa dimakan. Saking rakusnya, ia tak pernah puas. Singkat cerita, dongeng ini berakhir dengan Erisychthon memakan tubuhnya sendiri setelah terlebih dahulu memangsa anak dan istrinya. Inilah sebuah kisah yang menggambarkan sosok manusia ekonomi.
Itulah gambaran perilaku manusia yang ingin memakan apa saja untuk kepentingan perut dan syahwatnya. Itulah gambaran orang-orang yang tak membedakan mana barang yang halal dan haram sehingga Allah menghukumnya dengan terus-menerus memberikan kekayaan sampai ia lupa diri.
Ingatlah bahwa Rasulullah saw pernah berpesan kepada Imam Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, jika Allah membenci seseorang, maka Allah akan memberinya rizki yang haram. Kemudian jika kemarahan Allah semakin besar, Allah akan menguasakannya kepada syaitan. Di dalam rizkinya yang haram itu syaitan akan memberkatinya, membangunkan dan menyibukkannya dengan urusan dunia sehingga ia lalai akan agamanya serta memudahkan urusan-urusan dunianya. Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang berfirman, Tidaklah seseorang berjalan mencari barang haram, kecuali syaitan akan menemaninya, tidak pula ia berkendaraan mencari harta haram, kecuali syaitan akan memboncenginya, dan tidak pula seseorang mengumpulkan harta haram, kecuali syaitan akan memakannya. Karena itu saudaraku, jika ingin tenang dalam bekerja, tanamkah dalam hati bahwa apa yang Anda lakukan semata untuk mencari ridha-Nya, maka niscaya Anda akan mencintai pekerjaan Anda bahkan berbahagia serta menikmati hari-hari Anda. Karena Anda sejatinya adalah seorang Musafir. Insya Allah
ISLAM ITU INDAH DAN DAMAI
Assalaamu'alaykum....
BalasHapusJambi tinggal di mano wo...
Waalaikumsalam Perumahan Aurduri bang dekat banyak UHANG KINCAI, Kayo Palembang, yo
BalasHapus