Pacebook      Religi    Teknik mesin     Medical    Muslim     Forex   Teknisi Elektronik

Profil Musafir teknik

Musafir: 

Perjalanan, Doa, dan Pengabdian

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bersyukurlah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan yang Maha Esa, yang telah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Beliau bukan sekadar utusan, tapi panutan agung dalam setiap aspek kehidupan. Suri teladan yang melampaui ruang dan waktu—dari kesabaran hingga kasih sayang, dari keadilan hingga kebenaran.

Kepada Allah dan Rasul-Nya, aku mohon ampun dan bertobat. Dalam langkah-langkahku yang belum sempurna ini, kutundukkan hati agar senantiasa diarahkan pada kebenaran. Aku juga mengirimkan doa dan penghormatan kepada almarhum ayahanda tercinta KH. Abdul Karim Jamak, sosok bijak dan penuh hikmah yang mengajarkanku nilai-nilai hidup. Dan kepada dua tokoh panutan yang kucintai, Bapak dr. Aswin Rose dan Buya Basrul Nurdin, aku memohon petunjuk, bimbingan, dan restu. Semoga kebaikan mereka menjadi cahaya yang menuntunku dalam mengarungi jalan hidup.

Nama lengkapku M. Supriadi, Eng.—seorang lelaki biasa, di  jagad maya namaku  Musafir, dalam komonikasi radio aku dikenal sebagai operator Rino di wilayah sumatra barat dan  Riau pada tahun 1990. Aku dilahirkan di kota kecil Sungai Penuh Kerinci yang berhawa sejuk dan indah: , sebuah tempat yang membesarkan tubuh dan jiwaku, serta menanamkan akar nilai kesederhanaan dan perjuangan.

Kini, aku tinggal dan mengabdi di Kota Jambi, bersama istri tercinta Dewifitriani, wanita tangguh dan penyabar yang membersamaiku dalam suka dan duka. Kami dikaruniai empat buah hati:Dimas(alm), Sigit, Arin dan Aisyah Merekalah sumber semangatku, alasan mengapa aku terus bangkit dan melangkah di tengah segala kesulitan.Aku bekerja sebagai teknisi freelance. Panggilan jiwaku adalah melayani masyarakat—memperbaiki perangkat Mekanik elektronik membantu yang kesulitan, dan menyelamatkan fungsi peralatan rumah tangga atau industri. Setiap kali aku membawa toolbox dan memulai pekerjaan, aku niatkan itu sebagai ibadah. Bukan hanya soal kabel dan mesin, tapi tentang membantu orang, menumbuhkan kepercayaan, dan menyambung harapan.  Meski aku bukan pemilik bengkel besar, aku lebih suka berjalan sendiri dari satu rumah ke rumah lain, dari kota ke desa, membawa ilmu yang kumiliki agar bermanfaat. Di setiap perjalanan, aku bertemu banyak wajah: bapak-bapak yang bersyukur, ibu-ibu yang menangis haru, anak-anak yang penasaran, bahkan bayi kecil yang kutenangkan di tengah rumah yang rusak listriknya. Dan di sanalah aku merasa: aku bukan sekadar teknisi—aku adalah bagian dari hidup mereka.

apapun  yang kudapat, setiap peluh yang menetes—semuanya aku kembalikan kepada Allah. Semoga apa yang aku kerjakan mendapat ridho-Nya, dan semoga setiap rezeki yang kami terima menjadi berkah bagi keluarga kami. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Aku tahu, hidup ini adalah perjalanan panjang. Dan aku memilih menjadi seorang musafir—pengembara ilmu, pengembara amal, dan pengembara cinta. Dalam diam aku belajar, dalam gerak aku mengabdi, dan dalam sepi aku memohon: semoga kelak aku kembali pulang… dengan hati yang bersih, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang cukup untuk menjawab panggilan-Nya.


— M. Supriadi, Eng.
Musafir di Jalan Allah, Teknisi di Dunia Manusia

2 komentar:

  1. Assalaamu'alaykum....
    Jambi tinggal di mano wo...

    BalasHapus
  2. Waalaikumsalam Perumahan Aurduri bang dekat banyak UHANG KINCAI, Kayo Palembang, yo

    BalasHapus